Jumat, 28 Oktober 2011

PUASA ARAFAH

Kapankah Waktu Puasa Arafah?
Oleh: Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata),” Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah di tanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?” Maka beliau menjawab, “  Menghapuskan (kesalahan) tahun yang lalu dan yang sesudahnya.” (HR. Muslim no.1162 dalam hadits yang panjang)
Fiqih Hadits:
Didalam hadits yang mulia ini terdapat dalil dan hujjah yang sangat kuat tentang waktu puasa Arafah, yaitu pada hari Arafah ketika manusia wuquf di Arafah. Karena puasa Arafah ini terkait dengan waktu dan tempat. Bukan dengan waktu saja seperti umumnya puasa-puasa yang lain. Oleh karena puasa Arafah itu terkait dengan tempat, sedangkan Arafah hanya ada di satu tempat yaitu di Saudi Arabia di dekat kota Makkah bukan di Indonesia atau di negeri-negeri yang lainnya, maka waktu puasa Arafah adalah ketika kaum muslimin wuquf di Arafah. Seperti tahun ini 1425 H/2004 M [seperti tertulis di dalam buku, admin] wuquf jatuh pada hari Rabu, maka kaum muslimin di Indonesia dan di seluruh negeri puasa Arafahnya pada hari Rabu dan ‘Iedul Adha-nya pada hari Kamis. Bukan sesudahnya, yakni puasanya pada hari kamis dan ‘iednya pada hari Jum’at, dengan alasan? mengikuti ru’yah di negeri masing-masing seperti halnya bulan Ramadhan dan ‘Iedul Fithri. Pendapat ini batil kalau tidak mau dikatakan sangatlah batil, karena telah menyalahi ketegasan hadits di atas, di mana Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di tanya tentang puasa pada hari Arafah, yakni pada hari ketika manusia wuquf di Arafah. Adapun hari sesudahnya bukan hari Arafah lagi tetapi hari ‘Ied, dan lusanya bukan hari ‘Ied lagi tetapi hari Tasyrik. Ini yang pertama!
Yang kedua, hujjah di atas lebih lemah dari sarang laba-laba, karena telah mempergunakan qiyas ketika nash telah ada. Kaidah fiqqiyyah mengatakan, “Apabila nash telah datang, maka batallah segala pendapat”.
Yang ketiga, qiyas yang mereka gunakan merupakan qiyas yang berbeda dengan apa yang di qiyaskan atau qiyas faariq. Tidak dapat disamakan hukumnya antara Ramadhan dan ‘Iedul Fithri tanggal satu Syawwal dengan puasa hari Arafah dan ‘Iedul Adha. Maka sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam , “Puasalah karena melihat ru’yah (Ramadhan), dan berbukalah ketika melihat ru’yah (Syawwal)”. Jelas sekali untuk puasa di bulan Ramadhan dan ‘Iedul Fithri, bahwa masing-masing negeri atau negeri-negeri yang saling berdekatan mempunyai ru’yah masing-masing menurut pendapat sebagian ulama sebagaimana saya telah jelaskan dengan luas di Al-Masaa-il jilid 2 masalah ke 39.
Yang keempat, sebagian dari mereka mengatakan, “Kami melaksanakan dalam rangka menaati dan mengikuti ulil amri!”
Ini adalah perkataan yang sangat batil yang telah menjadikan ulil amri sebagai tuhan-tuhan selain Allah yang telah menetapkan kepada mereka sebuah syari’at walaupun menyalahi Syari’at Rabbul ‘alamin. Oleh karena itu tidak ada seorangpun Ulama yang mengatakan secara mutlak ketaatan kepada ulil amri seperti perekataan yang sangat batil di atas. Akan tetapi mereka selalu mengkaitkan dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Apabila perkataan atau ketetapan ulil amri menyalahi ketetapan Al-Kitab dan As-Sunnah, maka tidak boleh didengar dan tidak boleh ditaati, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat kepada Rabbul ‘alamin sebagaimana telah di jelaskan dalam hadits-hadits yang shahih dalam masalah ini. Selain perkataan dan perbuatan mereka diatas menyerupai manhaj Khawarij secara khusus dan manhaj ahli bid’ah secara umum, yaitu berdalil dengan dalil-dalil umum atau mutlak dengan meninggalkan dalil-dalil yang tidak bersifat umum atau mutlak. Maka ikutilah penjelasan tafsirnya berikut ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا ﴿٥٩﴾

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (-Nya), dan ulil amri diantara kamu. kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama(bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Qs. An-Nisaa’: 59)
Dalam ayat yang mulia iniAllah telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya secara mutlak. Oleh karena itu Allah mengulang fi’il (kata kerja) ” athi’u ” (أَطِيعُوا) ketika memerintahkan untuk menaati-Nya dan menaati Rasul-Nya. Adapun ketaatan kepada ulil amri tidak secara mutlak, tetapi terkait dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu Allah tidak mengulang kata kerja (fi’il) athi’u ketika memerintahkan untuk menaati ulil amri. Karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Apabila ulil amri memerintahkan kepada kita untuk maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya atau perintahnya menyalahi Al-Kitab dan Sunnah, maka tidak boleh didengar dan ditaati sebagaimana telah di jelaskan di dalam Al-Kitab dan Sunnah dari hadits-hadits shahih. Karena kalau kita taati perintah ulil amri yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah, maka kita telah menjadikan ulil amri tersebut sebagai tuhan-tuhan selain dari Allah yang ditaati perintah dan larangannya secara mutlak sebagaimana perbuatan Ahli Kitab dari orang-orang Yahudi dan Nashara. Tetapi sangat pentimg kita ketahui, bahwa larangan tidak boleh mendengar dan mentaati perintah ulil amri yang menyalahi Al-Kitab dan Sunnah, tidaklah mewajibkan kepada kita untuk memberontak yang kemudian menjatuhkannya atau yang semakna dengannya sebagaimana perbuatan ahli bid’ah dan firqoh-firqoh sesat seperti khawarij dan mu’tazilah dan yang sepaham dengan mereka. Tetapi ada cara yang diajarkan oleh islam dalam menasehati dan memperingati ulil amri yang zhalim atau yang memerintahkan maksiat atau yang perintahnya menyalahi keputusan Allah dan Rasul-Nya.
Sedangkan yang dimaksud dengan ketaatan kepada Allah ialah dengan berpegang dan mengikuti kitab-Nya Al-Qur’an. Dan ketaatan kepada Rasul dengan berpegang dan mengikuti Sunnahnya. Ayat yang mulia ini (Qs.An-Nisaa’: 59, admin) menjadi sebesar-besar dalil dan hujjah akan kedudukan dan ketinggian serta kemuliaan Sunnah, bahwa menaati Rasul yakni dengan mengikuti Sunnahnya secara mutlak, baik terdapat di dalam Al-Qur’an atau tidak, sama saja, kewajiban kita mentaati dan mengikutinya. Jelas sekali dari ayat yang muliakita mengetahui, bahwa orang yang meninggalkan Sunnah dengan sendirinya dia telah meninggalkan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidak menaati Allah secara mutlak. Dari sini pun kita mengetahui, bahwa orang yang menjadikan dalil aqli (yang diputuskan oleh akal) sebagai asas, kemudian dalil naqli(yang diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah) mengikutinya, yang pada hakekatnya mereka telah menjadikan akal-akal mereka sebagai raja yang memerintahkan` dua wahyu yang mulia (Al-Kitab dan Sunnah). Mereka inilah orang-orang yang tidak mentaati Allah dan Rasul-Nya sesuai dengan tingkat kesesatan mereka.
Kemudian , pada bagian kedua dari ayat yang mulia ini, Allah Tabaaraka wa Ta’ala telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk mengembalikan segala sesuatu yang mereka perselisihkan dari urusan dunia dan akherat kepada Allah dan Rasul-Nya, yakni kepada Kitab-Nya dan Sunnah Nabi-Nya. Karena didalam Al-Kitab dan Sunnah itulah mereka akan mendapati penjelasan danpenyelesaian tentang hukum yang mereka perselisihkan. Sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi ketika Allah memerintahkan untuk mengembalikan segalaperselisihan kepada Kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya kemudian mereka benar-benar mengembalikan kepada keduanya. Dengan syarat, tentunya mengembalikan kepada keduanya itu dengan cara yang benar, yaitu dengan ilmu dan keadilan bukan dengan kebodohan dan hawa. Dan hal ini menjadi bukti bahwa kita memang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Kemudian buah yang akan dihasilkan dari mengembalikan segala urusan perselisihan kepada Al-Kitab dan Sunnah ialah penyelesaiannya akan berakhir dengan kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat kamu.
Disalin dari Kitab Al-Masaa-il Jilid 5 hal.88-92 oleh guru kami Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat ~semoga Allah menjaganya~
Artikel: Moslemsunnah.Wordpress.com
Abu Sahal al-Atsary
Ahad, 14 November 2010

Rabu, 26 Oktober 2011

Bukti Keimanan


31
Dec
Al-Hakim meriwayatkan Alqamah bin Haris r.a berkata, aku datang kepada Rasulullah s.a.w dengan tujuh orang dari kaumku. Kemudian setelah kami beri salam dan beliau tertarik sehingga beliau bertanya, “Siapakah kamu ini ?”Jawab kami, “Kami adalah orang beriman.” Kemudian baginda bertanya, “Setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu ?” Jawab kami, “Buktinya ada lima belas perkara. Lima perkara yang engkau perintahkan kepada kami, lima perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan lima perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?”
Tanya Nabi s.a.w, “Apakah lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu ?”
Jawab mereka, “Kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah, percaya kepada Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, percaya kepada takdir Allah yang baik mahupun yang buruk.”
Selanjutnya tanya Nabi s.a.w, “Apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku itu ?”
Jawab mereka, “Kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah, hendaknya kami mendirikan solat wajib, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat dan berhaji bila mampu.”
Tanya Nabi s.a.w selanjutnya, “Apakah lima perkara yang kamu masih terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?” Jawab mereka, “Bersyukur di waktu senang, bersabar di waktu kesusahan, berani di waktu perang, redha pada waktu kena ujian dan tidak merasa gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh.” Mendengar ucapan mereka yang amat menarik ini, maka Nabi s.a.w berkata, “Sungguh kamu ini termasuk di dalam kaum yang amat pandai sekali dalam agama mahupun dalam tatacara berbicara, hampir saja kamu ini serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang kamu katakan tadi.”
Kemudian Nabi s.a.w selanjutnya, “Mahukah kamu aku tunjukkan kepada lima perkara amalan yang akan menyempurnakan dari yang kamu punyai ? Janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu makan. Janganlah kamu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati, janganlah kamu berlumba-lumba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan,, berusahalah untuk mencari bekal ke dalam akhirat.”

Senin, 24 Oktober 2011

kesehatan

Tanda-tanda Tubuh Sudah Makan Berlebih

Vera Farah Bararah - detikHealth
<p>Your browser does not support iframes.</p>


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Segala sesuatu yang berlebihan akan berdampak buruk bagi tubuh termasuk dalam hal makan. Tapi sayangnya tak banyak orang yang menyadari. Untuk itu ketahui apa saja tanda yang muncul dari kelebihan makan (overeating).

Umumnya seseorang tidak tahu dengan pasti apakah jumlah makanan yang masuk sudah sesuai kebutuhan atau tidak, karena sulit mengukurnya sehingga terkadang ia tetap makan meski kebutuhannya sudah terpenuhi.

Meskipun tidak ada ukuran pasti seberapa banyak makanan yang tepat dikonsumsi, tapi hal ini masih bisa diketahui melalui perasaan masing-masing orang. Untuk itu ketahui apa saja tanda-tanda yang muncul jika seseorang sudah kelebihan makan, seperti dikutip dari Lifemojo, Selasa (25/10/2011) yaitu:

  1. Mulai merasa kembung segera setelah makan
  2. Merasa tidak nyaman setelah makan, padahal seharusnya makanan membawa perasaan kepuasan
  3. Perut terasa penuh sehingga merasa ada sensasi seperti ingin muntah
  4. Merasa malas dan mengantuk segera setelah makan, bahkan kadang merasa ingin berbaring di tempat tidur
  5. Merasa haus tapi tidak bisa minum karena perut sudah merasa kembung atau penuh

Beberapa kondisi diketahui bisa menyebabkan seseorang makan berlebih seperti:

  1. Stres, karena makanan tertentu terutama karbohidrat memiliki efek bisa menenangkan otak dan menekan hormon stres sehingga membuat seseorang merasa lebih baik.
  2. Kebiasaan, beberapa orang akan berlebih karena memang sudah kebiasaannya seperti itu sehingga sulit diubah.
  3. Disfungsi otak, suatu kondisi yang mana reseptor otak gagal menerima sinyal kenyang yang dikirim oleh perut atau bahkan bisa saja perut tidak mengirim sinyal sama sekali.
  4. Pesta, umumnya tamu di suatu pesta akan makan lebih banyak dibandingkan dengan tuan rumah.

Bukan lagi rahasia umum, kalau kebiasaan makan berlebihan bisa menimbulkan risiko penyakit seperti diabetes, obesitas atau penyakit kardiovaskular. Tapi kenyataannya, mengubah pola makan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan terutama bagi yang sudah menjadi kebiasaan.

Meski begitu ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari makan berlebih yaitu:
1. Makanlah di meja makan dan hindari sofa atau tempat tidur, hal ini karena kedua tempat tersebut bisa membuat orang rileks dan nyaman sehingga sangat memungkinkan untuk makan berlebih.
2. Jangan makan sambil melakukan aktivitas yang lain seperti menonton televisi atau membaca karena bisa membuat pikiran dialihkan dan gagal menerima sinyal. Selain itu otak butuh waktu 20 menit untuk menyadari bahwa perut sudah penuh sehingga sebaiknya makan perlahan dan menguyah secara teratur.
3. Mengemil makanan kecil diantara jadwal makan besar seperti di pertengahan pagi dan siang untuk menghindari makan berlebih saat masuk ke jadwal makan besar.

Selasa, 18 Oktober 2011

coretan dinding

alhamdulilah hari ini yang terlambat sedikit saja (5 siswa) sebuah kemajuan yang bagus. mudah2 biasa dipertahankan bahkan dikurangi sehngga jadi tepat waktu semua..
oh ya.. tadi baru datang ada baca pengumuman neh katanya hari ini terakhir waktu pengumpulan nilai MID mudah2 juga berjalan lancar...

Senin, 17 Oktober 2011

Khasiat daging tokek yang dikonsumsi sebagai makanan atau dalam bentuk bubuk dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit, asma dan juga meningkatkan stamina kaum laki-laki. Tapi hingga kini belum ada penelitian secara farmakologi yang mampu menunjukkan khasiat dari pengobatan menggunakan tokek tersebut.

Tokek pernah dilaporkan dalam laporan praktik klinis (uji coba ke makhluk hidup) yang menunjukkan memiliki efek positif terhadap tumor ganas. Sebuah tim riset yang dipimpin oleh Prof Wang dari Henan University of China pernah melaporkan hal ini. Penemuan ini dipublikasikan dalam World Journal of Gastroenterology. Tapi tidak ada penelitian mengenai studi farmakologi (ilmu tentang interaksi antara obat, sistem dan proses hidup) dari tokek ini, sehingga mekanisme kerjanya sebgai anti-tumor masih belum jelas.

Seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Senin (26/4/2010) hasil laporan praktik klinis tokek tidak hanya bisa memperkuat sistem kekebalan suatu organisme tapi juga dapat menginduksi sel-sel tumor opoptosis yaitu sel-sel tumor yang dapat menghancurkan dirinya sendiri. Dalam melakukan praktik klinis ini, tim peneliti menggunakan hewan percobaan tikus yang berjenis kelamin betina.

Selain itu tokek juga diyakini dapat menurunkan aktivitas dari protein VEGF dan bFGF. Protein-protein ini sangat mempengaruhi perkembangan dari sel-sel kanker.

Dampak meningkatnya sistem kekebalan dideteksi berdasarkan thymus yaitu kelenjar yang dapat memproduksi sel imun di dalam leher, sel pagosit dan limpa. Serta diketahui adanya penurunan ekspresi protein VEGF dan bFGF, dan peningkatan dari sel apoptotik yang bisa membunuh sel tumor.

Saat ini badan kesehatan dunia (WHO) sedang melakukan penelitian mengenai khasiat dari daging dan kulit tokek yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit AIDS, asma dan berbagai penyakit kulit lainnya.

Hal ini untuk mengetahui apakah pengobatan ini benar-benar efektif atau tidak, serta untuk melihat adakah efek samping yang mungkin bisa ditimbulkan.

Tokek sudah dikenal sejak puluhan tahun lalu sebagai obat tradisional China dan juga sebagai salah satu menu makanan. Seiring berkembangnya informasi yang menunjukkan khasiat dari tokek ini, tokek kini termasuk salah satu binatang yang memiliki harga jual tinggi.

Sumber: health.detik.com

MGMP

dimulai jam 9.00 di sma negeri 1 pontianak kelanjutan kegiatan MGMP ekonomi Akuntansi, alhamdulillah peserta datang nya banyak 34 orang. sebagian tugas yang dibagikan kepada masing2 peserta sudah mulai dikerjakan bahkan sudah ada yang selesai dan mengumpulkan (pembuatan modul). MANTAFFF..
hayoo semangat !!!!

Minggu, 16 Oktober 2011

pelatihan tak jadi

alhamdulillah rencana hari ini mau ada pelatihan TIK buat guru-guru, tetapi.. sayang sekali manusia hanya bisa berencana tuhan yang menentukan. karena LAB nya tidak bisa dibuka batal dech acaranya.. mudah2 minggu depan bisa terlaksana amin.. hayo kawan-kawan semangat!!!!!!!!!!!